Kementerian Kelautan dan Perikanan pernah merilis tentang potensi
budidaya dengan model tambak udang. Udang windu pernah Berjaya di tahun
1990 dan kehilangan masa jayanya pada tahun 2002 karena virus White Spot
(WSSV). Ada beberapa cara agar udang tetap sehat dan harga yang
didapatkan makin baik.
1. Pemilihan Benih
Pilihlah benih
dari hatchery yang mendapatkan sertifikat bebas WSSV. Benih udang yang
sehat akan bergerak lincah di air dan tidak diam saja, warna yang coklat
gelap agak kehitaman dan lebih senang berada di dasar. Mintalah agar
kepadatan benih dalam satu box tidak terlalu besar, untuk umur Post
Larva (PL) – 10 disarankan tingkat kepadatannya adalah 10.000/box dengan
suhu permukaan air 24 0C.
2. Pemilihan Lokasi
Pemilihan
lokasi yang benar akan memudahkan dalam proses pembesaran. Hal yang
perlu diperhatikan adalah pasang-surut tertinggi dan terendah, catatan
akan pasang-surut untuk menentukan konstruksi kolam yang akan dibangun.
Lalu, perhatikan jenis tanah yang akan dibangun tambak, tanah yang baik
adalah liat berpasir. Kesuburan tanah akan membuat pakan alami dari
udang mudah tumbuh. Kemudian, keadaan tumbuhan sekitar tambak juga perlu
diperhatikan karena cukup berbahaya apabila kondisi tanah terlalu asam
yang kemudian harus diberikan kapur.
3. Pembuatan Kolam
Pembuatan kolam harus memperhatikan jumlah udang yang akan dipelihara.
Kolam juga harus memiliki pintu air agar air dapat dengan mudah masuk
dan keluar ketika terjadinya pasang-surut.
4. Suhu, Salinitas, Oksigen, pH, Amoniak dan Nitrit, serta H2S
Suhu optimal untuk pertumbuhan udang windu adalah 26 – 32 0C, apabila
pada malam suhu turun sampai 24 0C tidak apa apa karena udang windu
masih bisa mentolerir. Tetapi apabila sudah turun hingga 20 0C atau naik
hingga 32,5 0C udang bisa mati mendadak.
Kadar garam adalah <30 ppt untuk pertumbuhan udang secara optimal. Oksigen yang dibutuhkan udang sekitar 4,0 – 7,0 mg/l, biasanya menggunakan kincir agar menjaga tingkat oksigen di kolam.
PH pada udang windu sebaiknya pada tingkat 7.3, cara menahannya adalah pemberian kapur tohor apabila pH terlalu rendah dan apabila pH terlalu tinggi diberikan Cupri Sulfat 0.5 ppm.
Tingkat amonia dan nitrit juga berbahaya bagi kesehatan udang, pada beberapa kasus udang windu bisa mati karena terlalu banyak amonia dan nitrit yang ada. Cara menanggulanginya adalah dengan penggunaan kincir karena kincir sebagai penambah oksigen agar bakteri pengurai amoniak dan nitrit bisa bekerja.
Kemudian apabila tercium bau busuk dari H2S, segeralah mengganti air pada kolam.
Kadar garam adalah <30 ppt untuk pertumbuhan udang secara optimal. Oksigen yang dibutuhkan udang sekitar 4,0 – 7,0 mg/l, biasanya menggunakan kincir agar menjaga tingkat oksigen di kolam.
PH pada udang windu sebaiknya pada tingkat 7.3, cara menahannya adalah pemberian kapur tohor apabila pH terlalu rendah dan apabila pH terlalu tinggi diberikan Cupri Sulfat 0.5 ppm.
Tingkat amonia dan nitrit juga berbahaya bagi kesehatan udang, pada beberapa kasus udang windu bisa mati karena terlalu banyak amonia dan nitrit yang ada. Cara menanggulanginya adalah dengan penggunaan kincir karena kincir sebagai penambah oksigen agar bakteri pengurai amoniak dan nitrit bisa bekerja.
Kemudian apabila tercium bau busuk dari H2S, segeralah mengganti air pada kolam.
5. Pakan
Pakan tersedia secara alami dan buatan. Pakan buatan banyak dijual
perusahaan pakan ikan dan udang. Pakan alami pada udang adalah lumut dan
jasad renik. Bagi pemula lebih baik untuk membeli pakan pelet kepada
perusahaan penjual pakal lalu dicampur dengan probiotik agar udang
menjadi sehat.
6. Penyakit
Penyakit pada udang windu
banyak jenisnya bisa disebabkan oleh lingkungan yang kotor, stress,
keracunan, kekurangan makanan dan infeksi. Penyakit dapat ditanggulangi
dengan obat atau mencampurkan probiotik pada pakan agar udang memiliki
daya tahan tubuh yang lebih baik.
Walaupun terlihat sulit,
tetapi keuntungan dari usaha budidaya udang windu cukup meyakinkan.
Harga udang windu dipasaran ukuran 80 berkisar Rp 150.000,00. Lama
pemeliharaan udang windu sebelum bisa dipanen adalah ± 70 hari. Jadi
secara tidak langsung dalam setahun kita bisa melakukan panen sebanyak 3
kali.
Jika Anda tertarik dengan artikel seperti ini, silakan
klik Like. Artikel apa lagi yang Anda ingin pelajari? Ketikan dalam
kolom Komentar ya!
Share jika bermanfaat
:)

Comments
Post a Comment